BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Kita tidak jarang menemukan permasalahan kehidupan
sehari-hari yang terkait dengan matematika diskrit. Salah satu cabang bahasan
dalam matematika diskrit adalah kombinatorial. Persoalan kombinatorik bukan
merupakan persoalan
yang baru dalam kehidupan
nyata. Banyak
persoalan atau permasalahan kombinatorik baik sederhana maupun yang rumit kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya
permasalahan dengan berapa macam cara dari suatu himpunan objek disusun dengan
persyaratan tertentu. Berapa macam plat mobil bisa dikeluarkan dengan 5 digit
dan dua huruf? Saat pemilihan
pemain untuk tim sepak
bola yang terdiri
dari 11 pemain. Apabila ada 15 orang ingin
membentuk suatu tim sepak bola, ada berapa kemungkinan komposisi
pemain yang dapat terbentuk?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut amat
rumit dan sangat kompleks cara menghitungnya. Namun, permasalahan-permasalahan
yang serupa dengan di atas akan dibahas oleh penulis dalam makalah ini
menggunakan bentuk permutasi khususnya agar memudahkan kita untuk menjawab
permasalahan-permasalahan tadi. Adapula permasalahan lain yang kerap kita
jumpai, misalnya sebuah perkuliahan umum dihadiri oleh 20 mahasiswa yang
memiliki kegemaran membaca dan 30 mahasiswa yang memiliki kegemaran menulis,
serta 10 mahasiswa yang gemar membaca dan menulis. Berapa mahasiswa di dalam
perkuliahan tersebut yang memiliki kegemaran membaca atau menulis? Permasalahan
ini kemudian dpaat diselesaikan menggunakan prinsip inklusi-eksklusi.
Dengan demikian, penulis dalam makalah
ini akan membahas tentang kombinatorik
terkhusus kepada permutasi dan prinsip inklusi-ekslusi.
I.2 Rumusan Masalah
Beberapa
masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana penerapan
prinsip inklusi-eksklusi untuk menyelesaikan persoalan matematika?
2. Bagaimana
penjelesan rumus-rumus permutasi?
3. Apa saja contoh-contoh permasalahan yang dapat
diselesaikan dengan permutasi?
I.3 Tujuan
Dengan
melihat rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui penerapan
prinsip inklusi-eksklusi untuk menyelesaikan persoalan matematika
2. Mengetahui penjelasan rumus-rumus permutasi
3. Mengetahui penyelesaian suatu permasalahan menggunakan
rumus-rumus permutasi
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
Pendahuluan
ü Irisan
( ∩ )
Irisan
(intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yg setiap elemennya
merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B.
Notasi:
A ∩ B={x | x ∈
A dan x ∈ B}
Misalkan
A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka A ∩ B={2,3,5}
ü Gabungan
( ∪
)
Gabungan(union) dari
himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota
himpunan A atau himpunan B.
Notasi : A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }
Misalkan A={1,2,3,4,5}
dan B={2,3,5,7,11} maka,
A ∪ B={1,2,3,4,5,7,11}
Prinsip
Inklusi-Eksklusi
Prinsip Inklusi dan Eksklusi
merupakan perluasan ide dalam Diagram Venn beserta operasi irisan dan gabungan,
namun dalam pembahasan kali ini konsep tersebut diperluas, dan diperkaya dengan
ilustrasi penerapan yang bervariasi dalam matematika kombinatorik. Berapa
banyak anggota di dalam gabungan dua buah himpunan A dan B? penggabungan dua
buah himpunan menghasilkan himpunan baru yang elemen-elemennya berasal dari
berasal dari himpunan A dan himpunan B. Himpunan A dan himpunan B mungkin saja
memiliki elemen-elemen yang sama. Banyaknya elemen bersama A dan B adalah
. Setiap unsur yang sama itu telah
dihitung dua kali, sekali pada
dan sekali pada
, meskipun ia seharusnya dianggap sebagai
satu buah elemen di dalam
. Karena itu, jumlah elemen hasil
penggabungan seharusnya adalah jumlah elemen di masing-masing himpunan
dikurangi dengan jumlah elemen di dalam irisannya, atau
Prinsip
ini dikenal dengan nama prinsip
inklusi-eksklusi.
Prinsip
inklusi-eksklusi dapat dirampatkan untuk operasi lebih dari dua buah himpunan. Untuk tiga buah himpunan A, B, dan C
berlaku teorema berikut.
Misalkan
A, B, dan C adalah himpunan berhingga, maka
berhingga dan
Bukti:
Sehingga,
untuk r buah himpunan berlaku teorema berikut:
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Berapa
banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5?
Jawab:
Misalkan,
A
= himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3,
B
= himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5,
2. Sebanyak
1232 orang mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Inggris, 879 orang mahasiswa
mengambil kuliah Bahasa Perancis,
dan 114 orang mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Jerman. Sebanyak 103 orang
mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Inggris dan Perancis. 23 orang mahasiswa
mengambil kuliah Bahasa Inggris dan Jerman, dan 14 orang mahasiswa mengambil
kuliah Bahasa Perancis dan Bahasa Jerman. Jika 2092 orang mahasiswa mengambil
paling sedikit satu buah kuliah Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, dan Bahasa
Jerman, berapa banyak mahasiswa yang mengambil kuliah ketiga buah bahasa
tersebut?
Jawab:
Misalkan,
I
= himpunan mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Inggris
P
= himpunan mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Perancis
J
= himpunan mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Jerman
Maka,
Jadi,
ada 7 orangmahasiswa yang mengambil kuliah ketiga buah bahasa Inggris,
Perancis, dan Jerman.
3. Berapa
banyak bilangan bulat positif yang tidak melampaui 1000 yang habis dibagi oleh
7 atau 11 ?
Jawab
:
Misalkan:
P
himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7
Q
himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 11.
Dengan
demikian P
Q adalah
himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7 atau
habis dibagi 11, dan P ∩ Q himpunan bilangan bulat positif tidak
melampaui 1000 yang habis dibagi 7 dan habis dibagi 11.
II. 1 PERMUTASI
Permutasi adalah setiap susunan yang berbeda dari
elemen-elemen (objek) (Suparman:1985). Permutasi merupakan penyusunan
kembali suatu kumpulan objek dalam urutan yang berbeda dari urutan yang semula.
a.
Permutasi
dari n unsur
yang berbeda dengan sekali pengambilan r unsur
Terkadang
kita hanya ingin menyusun ulang sejumlah elemen saja, tidak semuanya. Permutasi
ini disebut permutasi-r
dari n benda. Artinya, permutasi
dari n yang berbeda dengan sekali pengambilan r unsur , r ≤ n, ialah semua urutan
berbeda yang mungkin dari r unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda.
contoh untai abcd,
maka permutasi-2 dari abcd (yang semuanya ada 4 unsur) adalah sebanyak
12:
ab ac ad
ba bc bd
ca cb cd
da db dc
Sedangkan permutasi-3 dari untai yang sama
adalah sebanyak 24:
abc abd acb acd adb adc
bac bca bad bda bcd bdc
cab cba cad cda cbd cdb
dab dba dac dca dbc dcb
Perhatikan bahwa tersedia r tempat untuk diisi dan
dapat diisi dengan n benda. Tempat pertama dapat diisi dengan salah satu dari
ke-n benda, jadi dalam n cara. Selanjutnya tersisa n-1 benda, masing-masing
dapat dipakai untuk mengisi tempat yang kedua. Jadi tempat kedua dapat diisi
dalam n-1 cara. Begitu pula tempat ketiga dapat diisi dalam n-2 cara, dan
seterusnya. Pola ini dapat menunjukkan bahwa tempat ke-10 dapat diisi dalam n-9
cara, sehingga tempat ke-r dalam n – (r-1) cara. Sehingga menurut sila
perkalian, ke-r tempat dapat diisi dalam, (Mosteller:1988)
nPr, = n(n-1)(n-2)…(n-r+1) cara
Contoh
1. Dalam
berapa banyak cara kita bisa memilih seorang ketua, wakil ketua, sekretaris, dan
bendahara dari kelompok yang terdiri dari 10 orang?
Jawab:
Cara 1:
kita harus menghitung banyaknya pengurutan dari empat orang terpilih dari
kelompok 10 orang, karena sebuah pengurutan mengambil (secara tunggal) seorang
ketua (pilihan pertama), seorang wakil ketua (pilihan kedua), seorang
sekretaris (pilihan ketiga), dan seorang bendahara (pilihan keempat). maka
solusinya = 10 . 9 . 8 . 7 . = 5040
Cara 2:
Kita juga bisa menyelesaikan contoh di atas dengan menerapkan secara langsung
prinsip perkalian.
2.
Lima mahasiswa fakultas A dan
tiga mahasiswa fakultas B duduk
berderet pada 8 kursi kosong sesuai dengan 8 lembar tiket seminar yang mereka
miliki. Berapa banyak cara untuk duduk yang diperoleh dengan urutan berbeda
jika mahasiswa fakultas A dan mahasiswa fakultas B
masing-masing mengelompok sehingga hanya
seorang mahasiswa
fakultas A dan seorang mahasiswa
fakultas B yang dapat duduk berdampingan?
Jawaban:
5 mahasiswa fakultas A duduk pada 5 kursi tertentu dan pertukaran duduk hanya boleh pada ke 5 kursi tersebut, sehingga banyaknya cara duduk mahasiswa fakultas A adalah P(5, 5). Demikian juga 3 mahasiswa fakultas B duduk pada tiga kursi tertentu dan pertukaran duduk diatara mereka hanya boleh pada ke 3 kursi ini, sehingga banyaknya cara untuk duduk mahasiswa fakultas B adalah P(3, 3). Dengan demikian, banyak cara duduk 5 mahasiswa fakultas A dan 3 mahasiswa fakultas B yang masing-masing mengelompok adalah P(5, 5) x P(3, 3) = 5! X 3! = 720
5 mahasiswa fakultas A duduk pada 5 kursi tertentu dan pertukaran duduk hanya boleh pada ke 5 kursi tersebut, sehingga banyaknya cara duduk mahasiswa fakultas A adalah P(5, 5). Demikian juga 3 mahasiswa fakultas B duduk pada tiga kursi tertentu dan pertukaran duduk diatara mereka hanya boleh pada ke 3 kursi ini, sehingga banyaknya cara untuk duduk mahasiswa fakultas B adalah P(3, 3). Dengan demikian, banyak cara duduk 5 mahasiswa fakultas A dan 3 mahasiswa fakultas B yang masing-masing mengelompok adalah P(5, 5) x P(3, 3) = 5! X 3! = 720
b.
Permutasi
dari n unsur dimana beberapa unsur
sama
Bila
n unsur itu sedemikian rupa sehingga dari n unsur itu p unsur sama, q unsur
yang lain sama, dan r unsur yang lain lagi sama, dan seterusnya, maka banyaknya
permutasi dari n unsur dengan sekali pengambilan seluruhnya ialah:
Bukti:
Perhatikan
Dimana:
p ialah banyaknya bilangan (unsur) yang
sama dari n
q ialah banyaknya bilangan lain yang sama
dari n
r ialah banyaknya bilangan yang lain lagi
yang sama dari n, dan seterusnya dan
P ialah banyaknya permutasi yang terjadi
Perhatikan
bilangan yang sama yang banyaknya p pada permutasi P. Bila seandainya bilangan
yang banyaknya p itu tidak sama, maka setiap permutasi dari P itu akan
diperoleh p! permutasi (dengan menyusun kembali p unsur yang berbeda). Ini akan
mengubah P permutasi menjadi P.p! permutasi.
Dengan jalan yang sama kita dapat
mengganti bilangan yang sama yang banyaknya q itu dengan q bilangan yang
berbeda, sehingga diperoleh P.p!q! Juga kita dapat mengganti bilangan yang
banyaknya r itu dengan r bilangan yang berbeda. Maka kita akan memperoleh
P.p!q!r!, dan seterusnya. Sehingga setelah semua bilangan yang sama itu diganti
dengan bilang yang tidak sama, akan diperoleh P.p!q!r!... permutasi. Dari n
bilangan yang berbeda dengan sekali pengambilan semuanya akan diperoleh n!
permutasi. Maka
Sebagai ilustrasi ambillah 3 huruf
a, b, dan c. permutasi dari 3 unsur itu dengan sekali pengambilan semuanya akan
diperoleh
permutasi, yaitu: abc, acb, bac, bca, cab, dan
cba. Andaikan diantara 3 unsur itu ada dua unsur yang sama, misalnya huruf a,
b, c itu menjadi a, x, x. maka permutasi abc, acb, bac, bca, cab, dan cba itu
menjadi axx, axx, xax, xxa, xax, dan xxa, dimana permutasi yang berbeda ialah
axx, xax, dan xxa. Jadi hanya ada 3. Ini dapat diperoleh dengan cepat dengan
menggunakan rumus
Contoh
Berapa buah permutasi dapat terjadi
dengan huruf-huruf pada perkataan “MAMMA” dengan sekali pengambilan semuanya?
Jawab:
Semua
huruf pada perkataan “MAMMA” ada 5, dimana dari 5 huruf itu ada 3 huruf M dan 2
huruf A. Maka banyaknya permutasi adalah:
c.
Permutasi
lingkar (Circular permutation)
Jadi, dari 3 unsur hanya ada dua
susunan yang berbeda atau hanya ada dua permutasi lingkar (siklis).
Bila kita akan menentukan banyaknya
permutasi lingkar, kita harus memilih satu unsur yang tetap posisinya dan
kemudian menghitung banyaknya permutasi dari unsur-unsur lainnya seolah-olah
lingkaran itu merupakan garis. Jadi, n unsur yang berbeda dapat disusun menurut
lingkaran dalam
Cara.
Contoh
Andaikan
ada 5 orang yang sedang rapat pada meja bundar. Berapa cara 5 orang itu dapat
duduk?
Jawab:
Susunan
kelima orang itu duduk ada (5-1)!=4!=4.3.2.1=24
Cara
BAB III
KESIMPULAN
III.1 Prinsip Inklusi-Ekslusi
Prinsip Inklusi dan Eksklusi
merupakan perluasan ide dalam Diagram Venn beserta operasi irisan dan gabungan.
Misalkan A dan B sembarang himpunan. Penjumlahan |A|+|B| menghitung banyaknya
elemen A yang tidak terdapat dalam B dan banyaknya elemen B yang tidak terdapat
dalam A tepat satu kali, dan banyaknya elemen yang terdapat dalam
A ∩ B sebanyak dua kali. Oleh karena itu, pengurangan banyaknya elemen
yang terdapat dalam A ∩ B dari |A|+|B| membuat banyaknya anggota A
B
dihitung tepat satu kali. Dengan demikian,
|A
B|= |A|+|B| – |A ∩ B|.
Sehingga,
untuk r buah himpunan berlaku teorema berikut:
III.
2 Permutasi
Permutasi adalah setiap susunan
yang berbeda dari elemen-elemen (objek) (Suparman:1985). Permutasi
merupakan penyusunan kembali suatu kumpulan objek dalam urutan yang berbeda
dari urutan yang semula.
a.
Permutasi
dari n unsur
yang berbeda dengan sekali pengambilan r unsur
b.
Permutasi dari n unsur dimana beberapa unsur sama
c.
Permutasi lingkar
(Circular permutation)
Banyak permutasi siklik
yang beranggotakan n adalah
(n-1)! Cara.
DAFTAR PUSTAKA
Lipschutz,
Seymour dan Lipson, Marc Lars. 2002. Seri Penyelesaian Soal Schaum Jilid
Matematika Diskrit. Salemba Teknika: Jakarta.
Mosteller,
Frederick, dkk. 1988. Peluang dengan Statistika Terapannya. ITB Bandung:
Bandung.
Munir, Rinaldi. 2004. Matematika Diskrit.
Informatika: Bandung.
Richard,
Johnsonlaugh Richard. 1998. Matematika Diskrit. PT Aditya Media: Yogyakarta.
Ruseffendi.
1984. Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru Edisi Keempat.
Tarsito: Bandung.
Suparman.
1985. Matematik. CV. Rajawali: Jakarta.
dll
.
1 komentar:
assalamualaikum warahmatullah. mbak, saya mohon izin untuk mengcopy soal-soalnya
terimakasih seblmnya
Posting Komentar